Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu." (HR. Muslim no. 208)———— Dalam riwayat lain: "Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?" Beliau menjawab, "Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak." (HR.
Teks Jawaban Alhamdulillah. Ketahuilah wahai penanya, bahwa semua ciptaan Allah itu baik, akan tetapi terkadang Allah menguji hamba-Nya dengan sakit, bencana, buruk rupa atau yang lainnya, karena hikmah dan maslahat yang Dia ketahui dan kehendaki. Rupawan atau sebaliknya sama seperti sehat dan sakit, kaya dan miskin, sukses dan gagal, semua itu adalah rizki dari Allah kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan hikmah, rahmat dan karunia-Nya. Semua bentuk pemberian Allah tersebut bukan berarti menjadi bukti cinta Allah kepadanya, begitu juga sebaliknya, yaitu; tidak berarti yang tidak diberi menunjukkan bahwa Allah benci dan murka kepadanya. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman فَأَمَّا الإنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِي * وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِي * كَلا بَل لا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ * وَلا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ * وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلا لَمًّا * وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا الفجر/15-20 . “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata "Tuhanku menghinakanku". Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan yang halal dan yang bathil, dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan”. QS. Al Fajr 15-20 Syeikh Sa’di –rahimahullah- berkata “Allah –subhanahu wa ta’ala- memberitakan tentang tabiat manusia, bahwa manusia itu bodoh dan dzalim, tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang, ia mengira bahwa apa yang terjadi dan dialaminya terus-menerus ia rasakan dan tidak berakhir, dan ia mengira bahwa pemuliaan dan nikmat Allah di dunia menunjukkan kemuliaan dan kedekatan di sisi-Nya, dan jika Allah فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِي “…Membatasi rezkinya maka dia berkata "Tuhanku menghinakanku". QS. Al Fajr 16 Hanya cukup untuk makan sehari-hari dan tidak lebih, ia menganggap bahwa Allah menghinakannya, maka Allah menolak semua prasangka tersebut dengan firman-Nya كلا “Sekali-kali tidak demikian…”. Yaitu; tidak semua yang Aku berikan nikmat di dunia berarti ia mulia di sisi-Ku, dan tidak semua yang Aku batasi rizekinya berarti Aku menghinakannya. Sesungguhnya kaya dan miskin, lapang dan sempit adalah ujian dari Allah; agar diketahui siapa yang bersyukur dan siapa yang bersabar, dan karenanya ia akan dibalas dengan pahala yang besar. Dan bagi yang tidak bersyukur atau bersabar maka ia akan diadzab dengan adzab yang hina. Termasuk, ketika seorang hamba lebih mementingkan kebutuhannya sendiri saja, maka itu adalah cita-cita yang lemah. Oleh karenanya, Allah mencela orang-orang yang tidak mementingkan keadaan masyarakat sekitar yang membutuhkan”. Tasfir as Sa’di 934 Jikalau semua orang berfikiran seperti yang anda fikirkan dan anda ucapkan, tidak menerima takdir dan ketentuan Allah –semoga Allah mengampuni anda-, maka tidak akan ada seorang pun yang hidup di muka bumi ini kecuali ia akan terus mengeluh dan kesal. Orang yang sakit akan mengatakan Kenapa Engkau menjadikanku sakit, sementara orang lain sehat?.... Orang fakir akan mengatakan Kenapa Engkau menjadikanku fakir, sementara orang lain kaya?..... Orang yang sedang ditimpa bencana akan mengatakan Kenapa Engkau menimpakan bala’ kepadaku, sementara orang lain selamat?... Orang yang beriman ia akan ridha, sabar dan introspeksi diri, sementara yang lain akan menolak ketentuan Allah, merasa sempit dan mengeluh kepada Allah. Tidakkah anda berfikir bahwa sekarang Allah telah menjadikan anda sehat, sementara banyak orang selain anda yang sedang diuji dengan menderita berbagai macam penyakit…!? Tidakkah anda berfikir bahwa anda bisa berjalan dengan dua kaki lengkap, pulang pergi sesuka anda, sementara banyak orang lain diluar sana yang tidak terhitung jumlahnya kakinya lumpuh dan cacat…!? Anggap saja misalnya anda mengalami cacat fisik, tidakkah anda berfikir bahwa karunia Allah kepada anda berupa Islam adalah karunia yang tidak ternilai harganya bila dibanding dengan semua nikmat dunia, padahal di sana juga banyak orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kiamat. يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى يَا آدَمُ ! فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ . فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ ! قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ ؟ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ . رواه البخاري 3099 ومسلم 327 . “Allah –Ta’ala- berfirman “Wahai Adam”. Dia menjawab “Aku datang memenuhi panggilan-Mu, semua kebaikan berada di kedua tangan-Mu”. Dia berkata “Keluarkanlah mereka yang berhak berada di neraka !, ia menjawab “Berapa jumlahnya?”. Dia menjawab “Setiap 1000 dikeluarkan 999”. HR. Bukhori 3099, dan Muslim 327. Renungkan kisah berikut ini wahai hamba Allah Al Auza’i meriwayatkan, dari Abdullah bin Muhammad berkata “Saya pernah singgah di pesisir pantai bersama penjaga perbatasan di daerah sekitar Mesir. Ketika saya menyelesaikan urusan saya, maka saya melewati tanah lapang yang luas, dan menemui sebuah kemah yang di sana ada seorang laki-laki tua yang tidak memiliki kedua tangan dan kakinya, lemah penglihatan dan pendengarannya. Tidak ada yang bermanfaat darinya kecuali lisannya dengan mengatakan اللَّهُمَّ أَوْزِعْنِي أَن أحمدك حمدا أكافىء بِهِ شُكْرَ نِعْمَتِكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ وَفَضَّلْتَنِي على كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْتَ تَفْضِيلا !! “Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap memuji-Mu dengan pujian yang menjadi tanda syukur kami pada semua nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan telah Engkau lebihkan aku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”. Al Auza’i berkata Abdullah berkata “Demi Allah, aku akan mendatangi orang tersebut, dan bertanya dari mana ia dapat doa tersebut, dari pemahaman, ilmu atau ilham yang telah diilhamkan? Maka saya mendatangi orang tersebut dan memberi salam kepadanya, dan mengatakan saya mendengar engkau mengatakan اللَّهُمَّ أَوْزِعْنِي أَنْ أحمدك حمدا أكافىء بِهِ شُكْرَ نِعْمَتِكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيَّ ، وَفَضَّلْتَنِي على كَثِيرٍ من خَلَقْتَ تَفْضِيلا “Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap memuji-Mu dengan pujian yang menjadi tanda syukur kami pada semua nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan telah Engkau lebihkan aku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”. Nikmat yang manakah yang engkau rasakan sampai engkau memuji-Nya?, keutamaan atau kelebihan apakah yang engkau rasakan selama ini hingga engkau mensyukuri-Nya? Ia menjawab “Engkau tentu melihat apa yang Allah berikan kepadaku !?, namun demi Allah, jika seandainya Allah mengirim api dari langit untuk membakarku, dan menyuruh gunung untuk menghancurkanku, atau laut untuk menenggelamkanku, atau bumi untuk menelanku. Hal itu tidak akan mengurangi rasa syukurku kepada-Nya; karena Dia telah memberikan nikmat lisanku ini !?. Akan tetapi wahai hamba Allah, ketika engkau mendatangiku aku membutuhkan bantuanmu, engkau melihatku dalam keadaan apa adanya dan tidak berdaya. Saya tidak mampu beraktifitas dan mengurus diriku sendiri, dahulu ada anakku yang membantu untuk shalat dan mengambilkan air wudhu, ketika saya lapar ia menyuapiku, kalau saya haus, ia memberiku minum. Saya telah kehilangan dia sejak tiga hari yang lalu, maka tolong carikan ia untukku –semoga Allah merahmatimu-. Saya berkata “Demi Allah, tidaklah seseorang yang berusaha membantu kebutuhan orang lain lebih besar pahalanya, kecuali ia membantu seseorang yang kondisinya seperti anda, Maka saya mulai mencari anaknya. Tidak lama kemudian, saya menemukannya di balik gundukan pasir, namun ia telah meninggal dunia; karena diterkam binatang buas dan tubuhnya tercabik-cabik, lalu aku beristir’ja’ mengucapkan innalillah dan berkata “Saya tidak sampai hati untuk membawanya kepada orang tadi”. Ketika saya menemui orang tersebut, terlintas dalam hati tentang Nabi Ayyub –alaihis salam-. Ketika saya sampai dihadapannya saya megucapkan salam. Dia menjawab salam dan berkata bukankah kamu sahabatku?, saya menjawab “Ya”. Ia berkata Apakah engkau sudah menemukan anakku? Saya “Mana yang lebih mulia, anda atau Nabi Ayub –alaihis salam-?. Orang “Tentu Nabi Ayyub”. Saya “Apakah anda mengetahui apa yang Allah perbuat kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan harta, keluarga dan anaknya?” Orang “Ya” Saya “Bagaimana sikap beliau?” Orang “Dia menghadapinya dengan sabar, bersyukur, dan tetap memuji Allah”. Saya “Tidak hanya itu, bahkan ia menyendiri dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya”. Orang “Ya” Saya ““Bagaimana sikap beliau?” Orang “Dia menghadapinya dengan sabar, bersyukur, dan tetap memuji Allah”. Saya “Bahkan tidak cukup dengan itu, sampai orang yang lewat merasa terganggu dengannya”, apakah anda mengetahuinya? Orang “Ya” Saya ““Bagaimana sikap beliau?” Orang “Dia menghadapinya dengan sabar, bersyukur, dan tetap memuji Allah”. Orang “Singkat kata !? –semoga Allah merahmatimu-. Saya “Sesungguhnya seorang anak yang engkau menyuruhku untuk mencarinya, saya menadapati di antara gundukan pasir dengan kondisi tercabik; karena diterkam binatang buas, maka Allah memberimu pahala yang agung, dan memberimu kesabaran”. Orang “Alhamdulillah, segala puji hanya milik-Nya yang tidak menciptakan keturunanku bermaksiat kepadanya; hingga mengadzabnya dengan neraka”. Saya Lalu ia mengambil nafas dan meninggal dunia. Sesungguhnya kami milik Allah dan akan kembali kepada Allah, sungguh besar musibahku saat ini, orang seperti ini jika aku tinggalkan di sini, ia akan dimakan binatang buas. Jika saya temani saya tidak mampu mengurusnya. Akhirnya aku tutupi dengan selimutnya, dan aku duduk didekat kepalanya dengan menangis. Pada saat saya duduk di sisinya, ada empat orang mendatangiku. Dan berkata “Ada apa dengan anda?, bisa anda ceritakan?”. Maka aku ceritakan kepada mereka tentang saya dan jenazah di depan saya. Mereka berkata “Bukalah penutup wajahnya, mungkin kami mengenalinya !?. ketika saya buka wajahnya, seraya mereka berempat menciumi kedua mata dan tangan si mayit, dan berkata Demi Allah, matanya tidak pernah melihat apa yang diharamkan Allah, dan badannya selalu digunakan untuk sujud kepada Allah pada saat manusia tidur”. Saya “Siapa orang ini –semoga Allah merhmati kalian-. Empat orang “Dia adalah Abu Qilabah al Jirmy sahabat Ibnu Abbas, dia adalah orang yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya –shallallahu alaihi wa sallam-. Maka kami semua memandikan dan mengkafani dengan beberapa baju seadanya, menshalati dan menguburkannya. Maka empat orang tadi berlalu, saya pun kembali kepada rombonganku. Ketika malam tiba dan saya mau tidur, saya melihat dalam mimpi bahwa orang yang meninggal dunia tadi berada taman dari taman-taman surga dengan mengenakan baju dari surga dengan membaca sebuah ayat al Qur’an سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ “ sambil mengucapkan "Salamun `alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. QS. Ar Ra’du 24 Saya bertanya “Bukankah engkau sahabat saya?”. Ia menjawab “Ya” Saya “Bagaimana engkau bisa mendapatkan ini semua?”. Ia menjawab “Sesungguhnya Allah memiliki derajat tertentu yang tidak bisa diraihnya kecuali dengan sabar ketika ditimpa musibah, dan bersyukur pada waktu senang disertai rasa takut kepada Allah baik dzahir maupun batin”. ats Tsiqat, Ibnu Hibban 5/3-5 Wahai penanya, tidakkah engkau merenungkan kisah Abu Qilabah di atas, tidakkah engkau melihat pujian dan ridhanya kepada ketentuan Allah !?, Tidakkah anda melihat bahwa nikmat Allah yang berupa hidayah al Islam ini adalah jauh lebih berharga dibandingkan dengan hanya kehilangan anggota tubuh dan anaknya !?, Tidakkah anda melihat bahwa pujian dan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pemberi nikmat itu ada banyak tempat dan derajatnya, dan anda tidak akan mampu menunaikannya semuanya !?. Maka janganlah anda halangi diri anda –wahai hamba Allah- dari beberapa derajat yang tinggi tersebut, dengan tidak menerima takdir Allah, atau berburuk sangka kepada-Nya, atau dengan lidah yang enggan untuk berdzikir, bersyukur dan memuji-Nya, hingga anda mencela Allah dan berburuk sangka kepada-Nya. Dan jika anda menganggap diri anda tidak cantik, maka apa yang akan diperbuat seorang wanita dengan kecantikannya kalau ia tidak beriman, dan keimanan itu diberikan kepada anda ?, Dimana ia berada sekarang kalau misalnya ia sudah meninggal dunia ?, dan kemana ia akan kembali kalau nanti ia meninggal dunia dalam keadaan kafir?, Apakah kecantikannya akan bermanfaat pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih ?. apakah anda benar-benar rela kalau misalnya bertukar tempat anda cantik tapi kafir atau tetap pada kondisi anda saat ini tapi anda muslimah?. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang harus anda jawab sendiri dengan memperhatikan realita kehidupan nyata yang anda tidak terima dengan takdir anda. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى طه/ 131. “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. QS. Thaha 131 Syeikh as Sa’di –rahimahullah- berkata “Yaitu; Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu dengan penuh rasa takjub, dan janganlah kamu memandang baik semua hiasan dunia dan orang-orang yang menikmatinya, dari mulai makanan, minuman yang lezat, pakaian yang mewah, rumah yang penuh dengan dekorasi cantik, wanita-wanita cantik; karena semua itu adalah hiasan kehidupan dunia yang menjadikan jiwa yang tertipu akan merasa senang, dan takjub kepada orang-orang yang berperilaku menyimpang, dan akan menikmatinya mereka orang-orang yang dzalim tanpa melihat sedikitpun kepada negeri akhirat. Kemudian nikmat dunia tersebut akan cepat berlalu, dan akan membunuh orang-orang yang mencintainya, hingga mereka menyesal yang sudah tiada bermanfaat lagi semua bentuk penyesalan, dan mereka juga akan mengetahui apa yang akan mereka terima pada hari kiamat. Allah menjadikan hiasan dunia itu fitnah dan ujian agar diketahui mana yang tertipu dan silau dengan dunia dan siapa yang paling baik amalnya. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman إنا جعلنا ما على الأرض زينة لها لنبلوهم أيهم أحسن عملا * وإنا لجاعلون ما عليها صعيدا جرزا . “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan pula apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus”. QS. Al Kahfi 7-8 Rizeki Tuhanmu yang disegerakan berupa ilmu, iman dan hakekat amal shaleh, dan rizeki-Nya yang ditangguhkan berupa kenikmatan yang kekal, dan kehidupan yang baik di sisi Rabb Yang Maha penyayang, itu lebih baik dari yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sesuai dengan Dzat dan Sifat-sifat-Nya. Dan lebih kekal karena tidak terputus. Sebagaimana firman Allah –Ta’ala- بل تؤثرون الحياة الدنيا والآخرة خير وأبقى “Tetapi kamu orang-orang kafir memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. QS. Al A’la 16-17 Ayat ini menunjukkan bahwa jika seseorang memiliki obsesi yang bersifat duniawi dan sangat bersemangat untuk meraihnya, maka agar mengingat kembali rizeki Allah yang telah ia terima dan hendaklah menimbang-menimbang antara rizeki duniawi dan ukhrowi. Tafsir as Sa’dy/hal. 516 Sesungguhnya kebahagiaan anda adalah jika anda berbaik sangka kepada Allah, dan Allah –subhanahu wa ta’ala- sesuai dengan prasangka baik hamba-Nya kepada-Nya. Dia adalah Dzat yang Maha Indah, dan Yang Patut kita bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun. Kebahagiaanmu juga berada pada keridhaanmu pada pilihan Allah, dan ketahuilah bahwa pilihan Allah buat anda itu pasti lebih baik dari pada pilihan anda sendiri, dan hendaklah anda selalu memohon keutamaan Allah, karena Allah Maha Mensyukuri Kebaikan, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana dan Maha Penyayang. Besegeralah anda bertaubat kepada Allah dari semua bisikan syetan yang bersemayam di hati anda, dan mengalir dalam tulisan dan lisan anda agar menentang ketentuan Allah, tidak puas dengan pembagian Allah, berburuk sangka kepada-Nya –subhanahu wa ta’ala-. Ketahuilah bahwa nikmat-nikmat Allah kepada anda atau yang lainnya lebih banyak dari yang anda ketahui dan anda hitung selama ini. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ إبراهيم /34 . “Dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari ni`mat Allah”. QS. Ibrahim 34 Dia juga berfirman وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ النحل/18 . “Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS. An Nahl 18 Silahkan anda juga merujuk pada jawaban soal nomor 34170 dan 100942. Wallahu a’lam.jawaban untuk orang yang memuji cantik, simpel mudah serta nyaman untuk semuanya. Maksudnya untuk diri anda sendiri maupun bagi cowok yang memuji anda tanpa perlu banyak kalimat menanggapi pujian ini. – assalaamu’alaikum, kebanyakan kaum hawa akan merasa senang hatinya apabila ada yang memuji tentang kecantikannya. Apalagi dalam menyampaikan secara jelas tersurat. Contoh misalnya “Kamu cantik banget” atau “ wow cantiknya dirimu”. Apabila tidak siap mendapatkan pujian seperti itu, bisa salah tingkah, kempang kempis hidungnya atau merah merona pipinya. Kenapa orang atau cowok memuji cantik? Bisa bermacam macam sebabnya. Sebab orang memuji cantik Bisa karena ungkapan jujur dari hati, memang anda mempesona aura keindahan terpancar maksimal melalui jasad dan wajah yang anda miliki. Mungkin pula dia mempunyai rasa jatuh hati kepada anda, bahasa halusnya simpatik, bahasa kelas berat untuk istilah ini adalah mabuk kepayang. Atau karena memang cowok tersebut biasa mengucapkan kalimat ini karena dia memiliki sense of gombal yang tinggi, sehingga kata kata rayuan indah dan maut begitu lancar dan nampak alami keluar dari bibir kalangan profesional. Dan kemungkinan lain yaitu ada udang dibalik batu, misalnya memerlukan bantuan anda untuk menyelesaikan masalah yang sedang dia hadapi, semisal mengerjakan tugas, menjaga barang rumah atau apalah intinya perlu bantuan anda. Terus bagaimana seni menjawab dan trik singkat supaya ucapan ini tidak berdampak menjadi ilfill yang mengucapkan dan anda sendiri nyaman tidak perlu panjang lebar menebar untaian kata merespon? Tips Jawaban Seseorang Memuji Kecantikan Anda Jawabannya simpel dan mudah, tetapi tetap elegan tanpa menampakkan anda menjadi besar kepala atau anda merasa tidak layak mendapatkan pujian cantik. Tips ini saya dapatkan saat rekan saya adik tingkat kuliah semasa di Yogyakarta. Dia memuji cewek yang imut dan menarik. Dan mendapatkan jawaban yang menurutnya pas, tidak lebih tidak kurang serta elegan. Apakah jawabannya? Si cewek menjawab atau merespon pujian dengan ucapan “Terima kasih” sambil melemparkan senyuman manis atau setidaknya senyuman tipis. Analisa jawaban thank you alias terima kasih respon pujian cantik manis atau sebangsanya seperti ini. Yang pertama, anda berterima kasih atas ucapan pujian dari orang yang memuji anda tidak mengingkari kalau anda cantik, dan tidak pula menampakkan ge er yang bisa menimbulkan ilfiil orang yang mengucapkanKetiga, anda tidak perlu panjang lebar menjelaskan apalah make up atau dress dan untuk menghadiri kegiatan apapun kenapa anda berpenampilan menarik cetar membahana. Nah itulah ucapan singkat praktis padat elegan untuk merespon pujian cantik manis indah elok rupawan dari orang kepada anda. selamat mempraktekkan. Salam kenal, ciao dan wassalamu’alaikum wa rahmatullah. Kita perlu hati-hati ketika dipuji orang karena pujian ini bisa membuat diri kita semakin ujub dan sombong. Oleh karenanya, sahabat yang mulia Abu Bakr Ash Shiddiq, yang terbaik setelah Rasul kita –shallallahu alaihi wa sallam– pun berdo’a pada Allah agar dirinya lebih baik dari pujian tersebut. Ia pun meminta pada Allah agar tidak disiksa karena sebab pujian tersebut. Karena Allah lebih tahu isi hati kita, juga diri kita lebih tahu lemahnya diri kita dibanding orang lain. Jadi jangan terlalu merasa takjub dengan sanjungan orang apalagi diucapkan di hadapan kita. Yang Diucap Oleh Abu Bakr Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a, اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun. [Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4 228, Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25 145, Asy Syamilah Sebagaimana disebutkan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Al Auza’i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan do’a di atas. Disebutkan pula oleh sebagian salaf bahwa jika seseorang dipuji di hadapannya, maka hendaklah ia bertaubat darinya dengan mengucapkan do’a yang serupa. Hal ini disebutkan pula oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Disebutkan pula dalam Adabul Mufrod karya Imam Al Bukhari mengenai hadits di atas ketika beliau sebutkan dalam Bab “Apa yang disebutkan oleh seseorang ketika ia disanjung.” Begitu pula disebutkan dalam kitab Hilyatul Awliya’ karya Abu Na’im Al Asbahaniy bahwa ketika seseorang dipuji di hadapannya, hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca do’a di atas. Ringkasnya, do’a di atas telah menjadi amalan para salaf sebagai suri tauladan yang baik bagi kita dalam beramal. Hati-Hati dengan Rusaknya Amal Hal di atas bukan hanya dilakukan oleh Abu Bakr, namun para salaf secara umum. Mereka tidak suka akan pujian. Karena mereka khawatir amalan mereka jadi terhapus karena selalu mengharap pujian. Dalam hadits qudsi disebutkan, قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ “Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman Aku sama sekali tidak butuh pada sekutu dalam perbuatan syirik. Barangsiapa yang menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya artinya tidak menerima amalannya, pen dan perbuatan syiriknya” HR. Muslim no. 2985. Imam Nawawi rahimahullah menuturkan, “Amalan seseorang yang berbuat riya’ tidak ikhlas, itu adalah amalan batil yang tidak berpahala apa-apa, bahkan ia akan mendapatkan dosa” Syarh Shahih Muslim, 18 115. Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri. Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan, ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan 1 tamak lagi kikir, 2 mengikuti hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, dan ujub takjub pada diri sendiri.” HR. Abdur Rozaq 11 304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039. Ujub juga tidak merealisasikan iyyaka nasta’in’ Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan. Karena ia merasa dirinya-lah yang berbuat. Ditambah ujub pun dapat merusak amalan kebaikan. Sebagian ulama salaf, di antaranya Sa’id bin Jubair berkata, إنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا النَّارَ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَيَدْخُلُ بِهَا الْجَنَّةَ يَعْمَلُ الْحَسَنَةَ فَيُعْجَبُ بِهَا وَيَفْتَخِرُ بِهَا حَتَّى تُدْخِلَهُ النَّارَ وَيَعْمَلُ السَّيِّئَةَ فَلَا يَزَالُ خَوْفُهُ مِنْهَا وَتَوْبَتُهُ مِنْهَا حَتَّى تُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ “Sesungguhnya ada seorang hamba yang beramal kebaikan malah ia masuk neraka. Sebaliknya ada pula yang beramal kejelekan malah ia masuk surga. Yang beramal kebaikan tersebut, ia malah merasa ujub bangga dengan amalnya, lantas ia pun berbangga diri, itulah yang mengakibatkan ia masuk neraka. Ada pula yang beramal kejelekan, namun ia senantiasa takut dan ia iringi dengan taubat, itulah yang membuatnya masuk surga.” Majmu’ Al Fatawa, 10 294 Ya Allah, bersihkanlah diri kami dari sifat tidak ikhlas dan merasa takjub pada diri sendiri. Jadikanlah kami lebih baik daripada yang mereka nilai dan janganlah siksa kami karena pujian mereka. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. — Bandara Soekarno Hatta-Jakarta, 23 Rabi’ul Akhir 1434 H Apa yang kita lakukan ketika dipuji orang lain? Imam Al-Ghazali rahimahullah mengatakan, “Orang yang dipuji hendaknya waspada, jangan sampai ia terjatuh dalam kesombongan, ujub dan bentuk futur lainnya. Seseorang bisa selamat dari hal-hal jelek tadi, hanya dengan mengetahui hakikat keadaan dirinya. Hendaklah ia renungkan akan bahaya jika berada dalam akhir hidup yang jelek. Hendaklah ia waspada akan bahaya riya’ dan terhapusnya amalan. Hendaknya ia kenali diri yang orang yang memuji pun tidak mengenalnya. Kalau saja orang yang memuji itu tahu kejelekan yang ada pada dirinya, tentu ia tak akan memuji. Baiknya, ia tampakkan pula bahwa ia tidak suka pada pujian tersebut.” Ihya’ Ulum Ad-Diin, 3 236 Juga perhatikan perkataan yang sama dari Ibnu Ajibah. Ibnu Ajibah rahimahullah mengatakan, “Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu. Ada ulama yang mengatakan, Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.’“ Lihat Iqazh Al-Himam Syarh Matn Al-Hikam, Ibnu Ajibah, hlm. 159, Mawqi’ Al-Qaraq, Asy-Syamilah Dalam hadits disebutkan bahwa Al-Miqdad pernah menyiramkan kerikil di wajah seseorang yang memuji Usman bin Affan, lantas Usman bertanya pada Miqdad, kenapa engkau melakukan seperti itu. Miqdad menjawab bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ فَاحْثُوا فِى وُجُوهِهِمُ التُّرَابَ “Jika kalian melihat orang-orang yang doyan memuji maka siramkanlah pasir ke wajahnya.” HR. Muslim, no. 3002. Ada ulama yang mempraktikkan hadits ini secara tekstual seperti yang dilakukan oleh Al-Miqdad. Ada juga ulama yang memaknakan, celalah orang yang memuji tersebut. Ulama lain menyatakan bahwa maksudnya adalah kita berasal dari tanah, maka bersikap tawadhu’lah rendah hati dan jangan sampai ujub. Namun Imam Nawawi melemahkan penafsiran terakhir ini. Lihat Syarh Shahih Muslim, 18 107 Para ulama katakan, kalau ada yang memujimu, bacalah doa seperti berikut. Ketika dipuji, Abu Bakr berdo’a, اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun. [Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al- Iman, 4 228, Lihat Jaami’ Al-Ahadits, Jalaluddin As-Suyuthi, 25 145, Asy-Syamilah Sebagaimana disebutkan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, Al-Auza’i mengatakan bahwa ketika seseorang dipuji oleh orang lain di hadapan wajahnya, maka hendaklah ia mengucapkan do’a di atas. Disebutkan pula dalam Adabul Mufrod karya Imam Al Bukhari mengenai hadits di atas ketika beliau sebutkan dalam Bab “Apa yang disebutkan oleh seseorang ketika ia disanjung.” Begitu pula disebutkan dalam kitab Hilyatul Awliya’ karya Abu Na’im Al Asbahaniy bahwa ketika seseorang dipuji di hadapannya, hendaklah ia mengingkari, marah dan tidak menyukainya, ditambah membaca do’a di atas. Semoga bermanfaat. Referensi Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah. Penerbit Kementrian Agama Kuwait. Juz ke-36. — Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 24 Sya’ban 1437 H Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Channel Telegram RumayshoCom, DarushSholihin, UntaianNasihat, RemajaIslam
AdopsiAnak. Meski belum juga menikah, namun Ano tak benar-benar kesepian. Ia rupanya memilih mengadopsi anak pada 2000 lalu. Anak tersebut diberi nama Kashanah Dewi Brawijaya. Artis kelahiran Bismillahhirahmanirahim,Hampir seluruh wanita di dunia ini senang kelihatan cantik dan menarik. Karena itu banyak wanita yang berhias diri agar tampak menarik dan mempesona. Pengertian Cantik itu sendiri relatif dan subjektif tergantung dari siapa dan bagaimana orang dapat dimaknai dengan indah dipandang mata, anggun dan elok. Namun secara istilah, cantik tidak hanya dari apa yang terlihat namun bisa juga dari apa yang tersirat. Cantik tidak saja dinilai dari fisik namun cantik itu adalah apa yang muncul dari dalam hati yang tercermin dalam perilaku atau akhlaq yang dikenal dengan istilah inner beauty atau kecantikan yang terpancar dari adalah agama yang menyukai keindahan dan keelokan. Ajaran Islam sendiri adalah tentang bagaimana berakhlak yang elok atau mulia. Bisa dikatakan kalau Islam adalah agaman yang menyukai keindahan atau kecantikan. Oleh karena itu Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang yang cantik yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Hampir semua bagian dari wanita adalah keindahan, baik itu suara, tingkah laku dan seluruh fisiknya. Sebab itulah wanita muslimah menurut Islam harus dijaga dan menjada diri dari pandangan serta tindakan yang dilarang dalam pandangan Islam bukanlah cantik dari pisik semata. Wanita cantik adalah Wanita shalehah menurut Islam yang menjaga perhiasanya dari pandangan orang yang bukan mahramnya. Dalam artian wanita shalehah adalah wanita yang menjaga diri dan kehormatannya . Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda “Dari Abi Hurairah RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, apabila seorang wanita telah melaksanakan sholat lima waktunya, menjalankan puasa, menjaga kemaluannya, dan taat pada suaminya, maka dia akan masuk surga dari pintu manapun yang disukainya.” Hadist ini menggambarkan pahala yang diberikan kepada wanita yang senantiasa mengerjakan amal shaleh dan menjaga kehormatan di jalan Allah adalah surga. Begitulah pandangan Islam terhadap wanita yang padanya adalah kecantikan dan juga kodrad wanita dalam islamkewajiban wanita dalam islamSesungguhnya semua wanita itu cantik, sebagai mana yang tersirat dalam hadist berikut Rasulullah SAW bersabda “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah” HR. Muslim. Bagitulah perumpamaan wanita cantik dalam Islam yang indah seperti keindahan perhiasan namun Islam memandang perhiasan yang terbaik adalah wanita hadis di atas sudah tergambar ciri-ciri wanita cantik dalam Islam adalah wanita sholehah. Yang dikatakan wanita sholehah itu sendiri adalah Taat pada AllahMengerjakan amal baik dan meninggalkan amal buruk karena Allah. Salah satu amalan yang baik adalah shalat lima waktu, shalat sunat seperti, sholat malam sebelum tidur, manjalankan puasa wajib dan sunah seperti puasa 1 muharam, puasa sunah idhul adha, membayar zakat dalam islam seperti zakat maal, zakat penghasilan dan amalan yang telah diperintahkan Allah kepada hambanya baik yang wajib dan Menjaga kemaluannyaWanita yang mampu menjaga kehormatan, jauh dari zina dalam islam dan menjaga kecantikanya untuk mahramnya itulah ciri wanita sholehah yang cantik menurut Islam. Dalam Alquran Allah subnahau wataala berfirman “Katakanlah pada wanita-wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandanganya, dan kemaluannya dan jangan lah mereka menampakan perhiasanya, kecuali yang biasa Nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali pada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra saudara laki-laki mereka, atau putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka milik, atau pelayan laki-laki yang tidak memiliki hasrat terhadap mereka, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar terlihat perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung” QS. An-nur ayat 31Baca juga hukum zina tangancara menghapus dosa zinamuhrim dalam islam3. Taat pada suamiWanita cantik adalah wanita yang shalehah, dan wanita sholehah adalah mereka yang taat pada suaminya, karena hukum melawan suami menurut islam adalah dosa di sisi Allah. Patuh pada suami di sini dalam hal yang diredai Allah bukan hal lainya. Pada zaman modern ini, banyak wanita yang karena ego dan meresa lebih dari suami, sering membantah apa yang diperintahkan suami. Tidak jarang suami dan istri menjadi lawan berdebat dalam segala urusan termasuk urusan kepada ini bukan berarti wanita sholehah tidak boleh berpendapat dalam rumah tangga menurut islam, asalkan dengan cara yang santun. Dalah hadist Nabi SAW mengambarkan “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholelah, yang bila engkau memandangnya ia mengembirakan menyenangkanmu, bila engkau perintah ia menaatimu dan bila engkau berpergian meningkalkannya ia menjaga dirinya untukmu dan hartamu”.4. Menutup auratSemua bagian dari wanita itu adalah aurat yang tidak boleh dinampakan kepada siapapun kecuali pada mahramnya. Oleh karena itu Allah memerintahkan wanita untuk menutup aurat, agar senantiasa terjaga kecantikan dan SWT berfirman dalam Alquran mengenai hukum memakai jilbab “ Wahai nabi katakanlah pada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan perempuan-perempuan orang mukmin. Hendaklah ia mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. QS. Al Ahzab ayat 595. Berakhlak muliaWanita cantik dan wanita muslimah menurut islam adalah wanita yang mulia akhlaknya. Hubungan akhlak dengan iman saling berkaitan, keimanan yang teguh melahirkan akhlaq dalam islam yang bagus dan terpuji. Dalam hadist dikatakan “Susungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian. Tapi Allah melihat hati dan amal kalian.” HR. Muslim dan Ibnu Majah 6. Tidak menyerupai orang kafirCantik versi Islam adalah wanita yang senantiasa berpenampilan sebagaimana layaknya muslimah. Wanita yang menutup aurat dan tidak menyerupai penampilan orang kafir atau lawan jenisnya. Karena hal demikian dilarang dalam Islam. Fatwa Ulama mengatakan “ keserupaan dalam lahiriyah akan berpengaruh terhadap keserupaan dalam akhlak dan amalan. Oleh karena itu kita dilarang bertasyabuh atau menyerupai orang kafir”. Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut “ Sesungguhnya Rasulullah melaknat wanita yang meniru-niru laki-laki ” HR. Abu Daud Sebaik apapun rupa seseorang dan seanggun apapun penampilannya secara fisik, namun cantik yang sesungguhnya adalah seindah apa hati dan perilakunya. Kecantikan wanita dalam Islam yang sesungguhnya yaitu wanita yang seutuhnya taat akan apa yang diperintahkan Allah padanya. itulah wanita cantik yang sebenarnya menurut pandangan Islam. Semoga| Гля δ αψ | Ժኼጎፊч крιзխբօла |
|---|---|
| Ճաፂ ишոβ ι | ቀаπоφеդቸጏո удрεнт летፏկи |
| Иλοሜኪдр αχыቧиг | Ц сважюշ υኡ |
| Σеλетαкυжε лխцኜдрዧхаፂ | Ниφиму п ег |
| Ηаχаሙሀፌяс իзвոмωкл | З дυղኣ ዠնօпαн |
Memandang"Cantik" dari Sisi IslamAdalah sudah sangat wajar jika semua Perempuan menginginkan dirinya dapat tampil cantik secara lahiriyah. Cantik itu adalah anugerah yang diberikan Allah kepada setiap manusia. Namun, ada juga yang memandang jika "cantik" adalah sebuah ujian.
Ada empat macam pujian dalam Alquran dan As-Sunah. Pertama, pujian Allah SWT kepada diri-Nya. Dia berhak memuji diri-Nya atas segala kekuasaan-Nya. ''Sesungguhnya Akulah Allah, tidak ada Tuhan kecuali Aku. Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.'' QS Thaha 21 14. Kedua, pujian Allah SWT kepada makhluk-Nya. Allah SWT memuji kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW. ''Dan sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar di atas akhlak yang agung.'' QS Al-Qolam 68 4. Ketiga, pujian makhluk kepada Allah SWT. Dalam surat Al-Fatihah ayat 2 disebutkan, ''Segala puji bagi Allah, Rabb pemelihara alam.'' Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan, ketika manusia mengucapkan alhamdulillah, berarti ia memuji Allah SWT. Lafadz hamdu merupakan pujian yang dilontarkan atas perbuatan baik yang keluar dari pelakunya tanpa paksaan. Alhamdu adalah inti ungkapan rasa syukur. Seorang hamba yang tidak pernah bersyukur kepada Allah SWT berarti ia tidak pernah memuji-Nya. Manusia tidak boleh merasa dirinya pantas untuk dipuji. Justru seharusnya seluruh makhluk memuji Allah SWT karena hanya Dialah yang pantas dipuji. Keempat, pujian makhluk kepada makhluk. Rasulullah SAW mengajarkan memuji manusia, ketika diberi kebaikan dengan ucapan jazakallah khair semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Pujian ini semata-mata dimaksudkan untuk mendoakan. Mengharapkan pujian adalah manusiawi. Namun, Allah SWT mengecam keras orang yang suka dipuji. ''Janganlah sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang sangat suka dengan apa yang telah mereka lakukan dan suka dipuji atas sesuatu yang tidak mereka kerjakan, janganlah sekali-kali engkau menyangka, mereka akan selamat dari siksa. Bagi mereka adalah siksa yang pedih.'' QS Ali-Imran 3 188. Entah berapa banyak kata-kata pujian yang kita ucapkan kepada orang lain. Sementara itu, tidak sedikit pula pujian yang tertuju kepada diri kita. Namun, memuji dan menyanjung Allah SWT seringkali kita nomor duakan. Padahal, semulia-mulia orang adalah yang senantiasa memuji Allah SWT dan yang menerima pujian dari Allah SWT. Pujian disampaikan karena perbuatan baik atau kelebihan yang dimiliki. Karena itu, kebaikan atau kelebihan diri kita berupa ilmu, harta, pangkat, dan sebagainya jangan sampai membuat kita terlena dengan pujian. Apalagi dengan sengaja memancing orang lain agar memuji kita. Bahkan, sahabat Ali bin Abi Thalib RA senantiasa berdoa ketika pujian menghampirinya. ''Ya Allah ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui soal diriku. Dan janganlah Engkau menyiksaku karena perkataan mereka. Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangkakan.'' sumber Harian RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Selamatmalam. Sebagai umat Hindu, saya amat penasaran dengan berbagai permasalahan dalam Agama Hindu namun yang jadi masalah adalah ketika saya bertanya dgn orang2 yg tau tentang Agama Hindu seperti guru dan dosen selalu saja saya mendapat jawaban " Nak mule keto ( memang begitu ) " seakan2 pertanyaan saya selalu dianggap remeh sama mereka.